Thursday, April 9, 2009

Jatuhnya Pesawat JAL 747


foto pesawat sesaat sebelum kejadian

Baut Pembunuh...

Musibah jatuhnya pesawat JAL 747 yang menewaskan 520 dari 524 penumpangnya pada tanggal 12 Agustus 1985, Japan Airlines penerbangan 123. Boeing 747-SR46 registrasi JA8119. Salah satu pesawat jepang yang khusus dimodifikasi untuk mengangkut 509 penumpang dan 12 cabin crew serta 3 awak, mengalami kerusakan pada aft pressure bulkhead diketinggian 24.000 feet. Kyu Sakamoto yg terkenal dengan lagunya “Sukiyaki” juga ikut tewas pada kecelakaan ini. Kapten Masami Takahama (49) merupakan pilot yang telah 19 tahun bekerja untuk JAL dan mengantongi 12,500 jam terbang.

Penyebab pesawat ini menabrak gunung Osutaka, di Ueno, Gunma sekitar 100 Km dari Tokyo adalah karena pilot kehilangan kendali setelah pembatas kompartemen penumpang tersobek, lalu sobekan itu menabrak sayap ekor dan pipa-pipa hidroliknya. Dari hasil penyelidikan, Penyelidik mengemukakan pendapatnya bahwa pressure bulkhead belakang mungkin telah rapuh, yang kemudian membuat ekor pesawat terlepas. Tidak pernah ada catatan mengenai kecelakaan seperti ini bahkan pressure bulkhead selalu melalui tes simulasi untuk penggunaan selama 20 thn, jauh lebih lama dari semua 747 yang pernah terbang. Tetapi setelah melihat catatan maintenance dari pesawat, ditemukan bahwa pesawat itu pernah mengalami kerusakan pada ekornya saat takeoff 7 tahun yg lalu, mengakibatkan terjadi keretakan pada bulkhead. Protokoler dari Boeing untuk kerusakan seperti itu adalah dengan mengunakan lempengan ganda yang dipasang di area yg rusak kemudian disambungkan dan dikencangkan menggunakan’sekrup’ double row . Puing-puing pesawat menunjukan bahwa lempengan ganda telah digunakan, namun sekrup yg digunakan hanya sekrup single row!! dari penyelidikan lebih lanjut, ditemukan bahwa sederet baut pada pembatas kompertemen tersebut lupa dipasang kembali sewaktu reparasi pesawat yang dilakukan secara ceroboh dan kegiatan inspeksi rutin pesawat pada setiap 15.000 jam pun gagal untuk menemukannya.

Setelah kecelakaan tersebut, seluruh pimpinan puncak perusahaan JAL mengundurkan diri, sementara Pejabat Kementrian Perhubungan Jepang yang menyetujui perbaikan pesawat tersebut kemudian bunuh diri.

No comments:

Post a Comment

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP